BAHAGIA bukan kalau MEMILIKI KEINDAHAN, tetapi BISA MELIHAT KEINDAHAN di setiap peluang dan keadaan, MENIKMATI HIDUP, karena memiliki sikap hidup dan sudut pandang yg POSITIF: INSPIRASI dari ANAK CACAT yg MANDIRI.
Kisah ini terjadi di Pesawat.
Hari itu merupakan pekan yang panjang dan penuh dengan kesibukan seminar, mengajar keliling kota, bahkan ke luar negeri. Seperti biasa kunikmati dengan santai dalam penerbangan pulang. Membaca yang ringan-ringan bahkan memejamkan mata beberapa menit menghilangkan kepenatan. Kendatipun demikian aku mencoba menerima apapun yang mungkin terjadi. Maka biasanya aku mengucapkan doa pendek seperti ini,”Tuhan siapapun yang Kau tetapkan duduk di sebelahku biarlah dia seperti adanya dan bantulah aku agar dapat menerima apapun yang tersedia bagiku saat aku masuk pesawat, chek in dan saat berangkat.”
Pada hari yang khusus ini, ketika aku masuk ke dalam pesawat ternyata ada seorang anak kecil usianya sekitar 8 tahun, duduk di kursi dekat jendela di sebelahku. Aku menyukai anak-anak namun aku sedang merasa lelah. Naluriku berkata apa boleh buat aku tidak tahu nasibku kali ini. Dengan berusaha bersikap ramah aku menyapanya dan mengajaknya berkenalan. Ia menyebutkan namanya Bradley.
Kami langsung bercakap-cakap dan hanya dalam beberapa menit ia menaruh kepercayaan kepadaku dan berkata “Ini pertama kalinya saya naik pesawat, saya agak takut.” Ia bercerita kepadaku bahwa ia dan keluarganya baru saja mengunjungi sepupunya. Dan ia diminta tinggal lebih lama sedang orangtuanya pulang lebih dahaulu. Kini ia pulang sendirian dengan pesawat terbang.
“Naik pesawat itu kecil kataku” berusaha menumbuhkan keyakinannya. Mungkin dapat dianggap salah satu yang paling mudah diantara yang pernah kau lakukan. Aku diam sejenak untuk berfikir kemudian aku bertanya kepadanya.”Pernahkah kau naik roller coaster atau jet coaster? Pernahkah kau naik tanpa berpegangan?
“Oh ya saya senang sekali,” ia tertawa. Sementara aku berpura-pura ketakutan.
“Pernahkah kau naik di depan?” tanyaku lagi dengan wajah berpura-pura merasa ngeri. Seolah-olah sedang naik roller coaster.
“Ya, saya selalu berusaha untuk mendapatkan tempat duduk paling depan,” kata anak kecil yang duduk disebelahku Dan kau tidak merasa takut? Ia menggelengkan kepalanya. Tampaknya kini ia berhasil mengimbangi aku. Ia mulai tidak takut dalam pesawat yang pertama kali ia naiki. Sejujurnya penerbangan ini tidak seberapa dibandingkan dengan naik roller coaster. Aku tidak berani naik roller coaster. Tapi aku tidak takut sama sekali bila naik pesawat terbang. Seulas senyum mulai tampak dari wajahnya. Benarkah itu? kata anak itu”
Aku dapat melihat ia mulai berfikir mungkin ia sebenarnya anak yang pemberani. Pesawat mulai ditarik menuju ujung landasan. Dan ketika akhirnya pesawat itu meluncur naik ia memandang keluar jendela dan mulai bercerita dengan semangat tentang semua yang ia alami. Ia mengomentari bentuk-bentuk awan yang dilihatnya dan gambar-gambar yang seolah-olah telah dilukis di angkasa. Awan ini seperti kupu-kupu, oh yang itu seperti seekor kuda ia menafsirkan bentuk-bentuk awan sesuai fantasinya. Tiba-tiba aku juga melihat melalui mata seorang anak kecil usia 8 tahun. Rasanya seolah-olah aku baru pertama kali terbang.
Selanjutnya Bradley bertanya tentang pekerjaanku. Aku bercerita tentang pelatihan seminar yang kuselenggarakan dan mengatakan bahwa aku juga membuat iklan tentang program-program siaran radio dan televisi.Matanya langsung bersinar. Saya dan adikku juga pernah masuk dalam program radio dan televisi. Oh ya, bagaimana rasanya? Ia bercerita bahwa pengalaman itu sangat mengesankan. Kemudian ia berkata bahwa ia ingin ke kamar kecil. Aku berdiri supaya ia dapat keluar. Saai itulah aku melihat alat penguat pada kedua kakinya. Bradley beringsut-ingsut menuju kamar kecil di belakang. Ketika ia duduk kembali, ia menerangkan bahwa ia menderita distorsi otot. Adik perempuanku juga bahkan ia harus memakai kursi roda. Itulah sebabnya kami menjadi bintang iklan. Kami dijadikan contoh untuk anak-anak penderita distorsi otot.
Ketika pesawat mau turun, ia memandang padaku sambil tersenyum ia berbicara dengan malu-malu ‘Tahukah anda saya benar-benar khawatir tentang siapa yang akan duduk disebelah saya di dalam pesawat? Saya takut ia seorang yang ketus dan tidak mau berbicara dengan saya. Saya senang dapat duduk bersebelahan dengan anda kata anak kecil yang bernama Bradley itu. Ketika mengenang keseluruhan pengalaman itu,aku diingatkan tentang untungnya mempunyai sifat terbuka. Setelah sepekan penuh menjadi pengajar, berkeliling, begitu lelah, tetapi ternyata dalam pesawat aku justru menjadi seorang siswa. Sekarang setiap kali aku merasa stress, cukup sering aku memandang keluar jendela dan mencoba menebak awan yang terlukis di angkasa, dan aku teringat pada Bradley,anak yang istimewa. Seorang yang cacat, begitu bargairah, bersemangat, dan menikmati kehidupan dengan baik. Ia telah mengajarkan saya sebuah pelajaran saat itu.
Anda bisa mendapatkan inspirasi lainnya dalam bentuk VIDEO STREAMING, bs dilihat di U-TUBE, cari dengan kata kunci “INSPIRASI Jarot Wijanarko”. Bergabung di halaman facebook ‘HAPPY HOLY KIDS, Happy Life, Holy Couple & Smart Kids, untuk tips setiap hari.
Post a Comment