Jangan pernah berputus asa, kehidupan adalah proses pembelajaran. Dan jangan khawatir untuk meminta maaf ketika Anda melakukan kesalahan. Anak Anda lebih dari sekedar memaafkan
• Kelahiran dari anak pertama saya membawa sebuah perasaan bahagia yang murni bercampur dengan sebuah perasaan ketidakmampuan. Ayah kandung saya pergi ketika saya umur delapan tahun dan saya menghabiskan sisa waktu remaja tanpa seorang ayah. Tugas menjadi ayah setidaknya tidak pernah saya katakan menakutkan. Tidak ada model atau cetak biru untuk dijalani. Beberapa tahun berikutnya adalah pengalaman belajar, tapi itulah apa arti tentang keayahan. Tidak ada seorang ayah pun yang sempurna.
Untuk membantu para ayah yang mungkin merasakan beban ketidakmampuan yang sama, berikut adalah beberapa tips yang mungkin membantu Anda melewati masa-masa pelatihan. Bagi para ayah yang lebih berpengalaman mungkin ini akan membantu memoles beberapa keterampilan keayahan tersebut.
• Pertama kali dengarkan dulu
Sangat mudah untuk mengabaikan keterampilan sederhana ini. Seringkali kita dibawa masuk kedalam pola pikir bahwa “Ayah tahu yang terbaik.” Apakah kita benar atau tidak, penting untuk terlebih dahulu mendengarkan anak-anak kita. Apa yang mereka katakan mungkin tidak akan merubah pikiran kita, tapi jika tidak ada hal yang lain, mereka akan merasa dihargai dan ini penting bagi perkembangan semua anak-anak. Jadi berikutnya saat anak tiba setelah jam malam atau menghambur-hamburkan pasta gigi, pertama kali dengarkan dulu. Kemudian dimulai dengan mendisiplinkan.
• Konsekuensi daripada hukuman
Ayah seringkali digambarkan sebagai suatu kedisipinan. Berapa banyak dari kita memiliki pengalaman menunggu ayah pulang ke rumah untuk mengeluarkan hukuman atas tindakan yang membuat ibu putus asa? Ketika ayah telah pulang, adalah pilihan antara dicambuk atau dipukul dengan sabuk. Tapi waktu telah berubah, ini bukan cara yang terbaik.
• Daripada memikirkan hukuman yang ringan, cobalah memikirkan konsekuensinya
Buat anak Anda sadar bahwa setiap tindakan membawa bersamanya akibat tertentu. Bahkan lebih baik, duduk bersamanya sebelum dia berbuat salah dan membahas bersamanya konsekuensi apa yang seharusnya pantas. Sebagai contoh, jika dia pulang ke rumah setelah jam malam, konsekuensinya akan kehilangan kesempatan bermain di luar rumah selama seminggu.
• Mendisiplinkan dengan hati
Adalah penting bahwa anak Anda melihat Anda sebagai lebih dari sekadar disiplin. Sebaliknya, dia harus melihat Anda sebagai sebuah sumber kebijaksanaan dan nasihat yang terpercaya ketika dia menghadapi tantangan dalam hidupnya. Untuk alasan ini, penting untuk tidak hanya memarahi anak atas kesalahannya.
Saat sangat tergoda untuk berteriak, adalah lebih baik ketika seorang ayah mengesampingkan emosinya dan duduk bersama anaknya untuk menasihatinya. Daripada berteriak keras, nasihatilah secara lembut. Sejalan dengan hal ini, pastikan untuk menghindari perasaan bersalah dan mengganjar. Perasaan bersalah adalah motivator buruk dan seringkali menyebabkan penyimpangan pandangan mengenai diri di kemudian hari. Sebaliknya, berusaha keras utuk menunjukkan kepedulian yang penuh kasih dalam nasihat yang Anda berikan.
• Luangkan waktu Anda bersama-sama, waktu mereka
Adalah harapan para ayah memiliki seorang anak laki-laki yang mau diajak untuk pergi memancing atau menonton pertandingan sepak bola. Ketika kita dikarunia anak-anak, bagaimanapun, kita mungkin memiliki seorang anak laki-laki atau perempuan yang tidak memiliki ketertarikan dalam memancing atau sepak bola. Namun, kita berusaha untuk menyeretnya ke luar meskipun dia mengeluh. Pada akhirnya, itu adalah pengalaman yang buruk bagi keduanya.
Kita harus sadar bahwa meskipun dia adalah anak kita, ketertarikannya, bakatnya dan pilihannya berbeda dari kita. Sebagai ayah, kita perlu untuk keluar dari jalan kita untuk mengetahui anak-anak kita dan kesukaan mereka dan meluangkan waktu melakukan apa yang mereka sukai. Jika kita melakukan hal ini, maka mereka kemungkinan tidak akan terlalu banyak mengeluh pada kesempatan perjalanan memancing berikutnya.
• Biarkan mereka menjadi siapa diri mereka
Pada akhirnya, meskipun semua pengharapan dari semua yang diharapkan seorang ayah, seorang anak bukanlah sebuah balok kayu yang diukir dengan gambaran kita. Kita mungkin ingin untuk menanamkan nilai-nilai tertentu kepada anak-anak kita dan itu patut untuk dihargai. Namun, kita seharusnya tidak boleh mengharapkan seorang anak untuk menjadi sama seperti kita, untuk mencapai apa yang telah kita capai, untuk berjalan di jalan yang sama kita lalui. Ini adalah kehidupan mereka untuk dijalani dan bukan milik kita.
Seringkali para ayah berpikir bahwa membantu seorang anak untuk mencapai potensi penuhnya berarti membuat pilihan-pilihan dalam hidupnya yang kita tidak mampu membuat dalam diri kita sendiri. Daripada mengukir takdir anak Anda untuknya, berilah dia peralatan dan ajari anak Anda untuk menggunakannya, sehingga dia bisa mengukir takdirnya sendiri.
Pada akhirnya, akui bahwa tidak ada orang tua yang sempurna. Menjadi seorang ayah yang baik memerlukan waktu bertahun-tahun untuk berlatih dan ada banyak (penekanan pada kesalahan). Jangan pernah berputus asa, kehidupan adalah proses pembelajaran. Dan jangan khawatir untuk meminta maaf ketika Anda melakukan kesalahan.
Diterjemahkan dan diadaptasi oleh Agung Candra Setiawan dari artikel asli “Becoming a skillful father” karya Sean Fletcher
Home »
INSPIRASI MENDIDIK ANAK
» Menjadi Seorang Ayah yang Cekatan
Menjadi Seorang Ayah yang Cekatan
Labels:
INSPIRASI MENDIDIK ANAK
Post a Comment