Kalau kita berkata "kita malu kalau anak melakukan sesuatu, atau berprestasi buruk", maka kalau anak kebetulan dalam posisi hati yang memang tidak suka dengan orang tuanya, dia justru akan berbuat lagi supaya memang orang tuanya menjadi malu.
Saya pernah mengajak seorang muda yang terlibat narkoba untuk keliling bersama saya selama beberapa minggu ke Sulawesi. Saya ajak dia tidur satu kamar dengan saya. Setelah beberapa hari, kami membangun hubungan dan dia mulai terbuka, maka salah satu ‘sharing’nya, kenapa dia melakukan dan melakukan lagi, bahkan sengaja memakai obat di gereja? Supaya bapaknya yang ‘diaken’ di gereja menjadi malu, karena dia memang tidak suka dengan bapaknya, yang terlalu mencintai nama besarnya, marganya, keluarganya, lebih dari pribadinya.
Jadi, ingat selalu, bahwa saat kita mendidik, saat kita menghukum, maka fokus orang tua tetap pada anak. Ingatkan bahwa semua itu demi kebaikannya, demi masa depannya sendiri, bukan demi orang tuanya.
Post a Comment